Srikandi Hanura, Perempuan Tangguh Menjawab Tantangan Pemenangan Hanura 2024

Jakarta – Memenangkan suara dalam pemilihan umum, setiap partai memiliki strategi pemenangan masing-masing. Tidak terkecuali, Partai Hanura sebagai salah satu peserta dalam pemilu 2024 mendatang. Pemilu merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Tahun 2024 menjadi tahun politik yang akan menentukan arah masa depan negara dan peran perempuan memiliki makna yang sangat penting.

Sesuai rilis KPU mengenai Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional 2024, tercatat ada 204.807.222 orang dalam jumlah tersebut terdapat selisih lebih banyak pemilih perempuan daripada pemilih laki-laki, sejumlah 370.216 pemilih perempuan.

Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum. Mereka memiliki hak untuk memberikan suara mereka, mencalonkan diri sebagai calon legislatif atau kepala daerah, serta terlibat dalam kampanye politik. Namun, meskipun hak-hak ini ada, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam politik.

Perempuan masih kurang terwakili dalam posisi politik tinggi seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stereotip gender, ketidaksetaraan akses ke sumber daya politik, dan kurangnya dukungan dari partai politik.

Untuk mengatasinya, diperlukan langkah konkret. Partai Hanura harus aktif mendorong perempuan untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif. Srikandi Hanura yang merupakan sayap partai menjawab tantangan itu dan siap berperan digarda depan memenangkan pemilu 2024.  Irawati, Ketua Umum Srikandi Hanura saat kunjungannya ke Divisi Infokom, Bappilu Hanura mengutarakan “Saya harapkan keberadaan Srikandi Hanura mampu meningkatkan elektabilitas dan keterkenalan Partai Hanura di tengah masyarakat,” ucap Irawati. 04/10/2023.

Menurut beliau memenangkan pemilu ini harus dengan memenangkan hati nurani setiap perempuan Indonesia, perempuan tangguh yang sudah teruji sepanjang Sejarah Bangsa Indonesia. Peran penting perempuan dalam mempengaruhi pemilihan umum, melalui partisipasi dalam kampanye politik. Mereka dapat menjadi agen perubahan melalui advokasi, pendidikan pemilih, dan menyuarakan isu-isu yang relevan dengan perempuan dan masyarakat secara umum.

Irawati, yang juga istri dari Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar mengatakan bahwa isu-isu yang berkaitan dengan perempuan, seperti kesetaraan gender, pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan, juga harus menjadi bagian integral dari platform politik yang diajukan oleh calon-calon dalam pemilihan umum. Beliau yang juga sebagai Calon Legislatif Dapil I Jawa Barat memastikan bahwa isu-isu perempuan diakui dan dianggap serius oleh calon-calon dan pemilih.

Selain itu, pendidikan politik yang inklusif perlu ditingkatkan, sehingga perempuan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang proses politik dan pentingnya suara mereka. Pendidikan ini dapat memberikan perempuan alat yang lebih kuat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pemilihan umum.

Pada akhirnya, Suara Perepmuan memiliki potensi untuk membentuk arah politik dan sosial Indonesia. Untuk mewujudkan hal itu, Srikandi Hanura terus berjuang untuk mengatasi hambatan-hambatan yang menghambat peran perempuan dalam politik dengan perubahan yang positif dapat terjadi untuk kebaikan semua warga negara.